Oktober 11, 2008

Wahai Sang Penakhluk Hati

Terkadang aku berpikir
Apakah salah semua ini
Dalam singkatnya waktu
dengan mudahnya..
Kukatakan iya padamu

Aku belum tau banyak tentangmu
Bahkan belum pernah bertemu denganmu
Bagaimana kamu dan sifatmu
Apakah aku bisa mengimbangi semua itu
Mungkin hanya waktu yang bisa menjawabku

Keberanian dari manakah
Hingga aku mampu bertaruh dengan hatiku
Dan segalanya menjadi sebuah tanya
Yang takan pernah bisa aku jawab dengan logikaku

Aku merasa lain berhubungan dengan dia
Aku merasa ada yang beda dalam dirinya
Aku merasa dia adalah akhir dari penantianku
Namun terkadang asa lain dengan nyatanya
Hingga airmata terjatuh disudut pipi
Dan kembali menyakiti hati ini

Aku mencintainya
Namun sungguh aku takut kecewa karenanya
Aku menyayanginya
Namun terkadang ku takut dia hanya memainkanku saja
Aku Menyukainya
dengan segala kelebihan dan kekurangannya
Tapi aku takut semuanya sia-sia

Sekarang aku meminta padamu

Wahai sang penakhluk hati
Jika ada niat terselubung disana
Aku mohon jangan jerumuskan hati ini
Kejurang yang takan bisa aku lalui
Ketempat dimana kutakbisa bertahan

Wahai sang penakhluk hati
Namun jika ketulusan dan kejujuran
Kau persembahkan pada jiwa ini
Aku mohon tepatilah janji yang telah kau ucap
Hingga asa ini menjadi kenyataan
Dan bukan menjadi impianku dalam sepi

1 komentar:

  1. Waduh...! Hmm....! Nyentuh banget ni! Klo tulisan tentang dua anak jalanan itu kisah nyata, brarti puisi ini juga kisah nyata? Ha...ha...ha...! Tanyakan aja ke dalam hatimu, bisa terjebak ato nggak sama dianya. Hi...hi...hi...!

    BalasHapus