Oktober 01, 2008

Hari ini adalah Hari Idul Fitri. Hari yang suci karena manusia kembali ke fitrahnya. Saling Memaafkan dan juga saling memberi. Aku merasa lebaran kali ini aku tidak memiliki apa-apa karena Harta terbesar yang aku punya telah dipanggil olehnya. Aku sangat rindu bersimpuh dikakimu mama. Aku sangat rindu ketupat dan semua masakanmu yang sangat lezat. Aku sangat rindu belaianmu saat aku meminta maaf padamu. Aku sangat ingin melihatmu memakai baju yang kau jahit sendiri. Itulah kerinduanku yang amat sangat dan menyiksa batinku.

Kerinduan ini terkadang menjelma menjadi iri terhadap mereka yang masih memiliki seorang ibu, terhadap mereka yang masih bisa melihat senyum manis seorang ibu. Yang bisa merasakan bagaimana repotnya seorang ibu saat Hari Lebaran berada didepan mata. Tak kan pernah lagi kulihat pemandangan itu. Tak kan pernah lagi kuisi beras dalam ketupatmu. Takkan pernah lagi kau bangunkan aku saat ku kesiangan tertidur dihari akhir puasa itu. Apakah aku selah merasakan itu.

Andai saja aku bisa meluapkan semua emosi yang ada didalam dadaku. Mungkin air mata ini akan menjadi sebuah lautan yang takkan pernah berhenti mengaliri kesedihan. Setiap aku merasakan pilu didada, aku akan menarik nafas panjang dan memejamkan mataku sambil berkata bahwa aku bisa menghadapi semuanya dan menganggap semua ini adalah mimpi terpanjangku.

Disini dikamar ini dia menginginkan aku untuk terus mendampinginya. untuk tidak meninggalkannya, untuk tidak membiarkannya sendiri. Dikamar ini aku menahan rasa sesak didada. menahan tangis yang seakan ingin keluar kencang namun tertahan karenanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar