Agustus 13, 2008

Inilah dilemaku

Kicau burung menghiasi hariku
Menemani sepinya rasa yang menyelimutiku
Nada dan irama yang tersusun
Seakan menjadi surga dalam duniaku

Aku pandang awan cerah biru dan menawan
Aku menatap mentari sangat silau karena cahayanya abadi
Aku tengadahkan tanganku ditengah lapang yang luas
Mencoba mengeluarkan semua perih, getir dan beban yang selalu
Tertahan dan tertahan lagi dalam benak dan sanubari..

Kutundukan kepala terlihat ada bayang disana
Kututup mataku, mencoba menyusuri jalan yang berliku
Menyentuh dengan hatiku
Merasakan dengan jiwaku
Sungguh putihnya jiwa
Jika aku bisa membawanya seperti apa yang Ia minta
Sungguh sucinya hati
Jika aku bisa menjaganya dengan sepenuh hati

Kini aku sendiri
Walau banyak yang menemani
Kutetap sendiri
Walau banyak yang ingin mengisi
Kutetap sendiri
Walau kuberada dikeramaian ini
Didalam sini sunyi
Hati yang ingin mencoba mengisi
Tertolak saat jiwa merasa ada yang lain disana
Ketulusan teramat jauh dari rasa yang dia tawarkan

Apa aku harus memaksakan
Sesuatu yang tidak tentu
Sesuatu yang belum tentu
Bukankah itu akan menyakiti hatiku

Mungkin ada sedikit cinta didalam hatiku
Tapi sampai sekarang aku tidak tau
Apakah sama yang dia rasa
Air mata ini pertanda telah tumbuh sesuatu didalam hatiku

Tapi aku tetap menolaknya
Aku berusaha untuk melupakannya
Aku berusaha meyakinkan diriku
Kalau dia hanyalah seseorang
Yang hanya bisa mengisi sedikit perjalanan hidupku
Tidak untuk selamanya..
Karena cinta dia yang dia punya
Hanya emosi yang setiap orang bisa menciptakannya

Inilah dilemaku dan akan selalu menjadi begitu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar